Apa Kabar Ikan Mas Kolam Air Deras ?
Budidaya ikan mas di kolam air kembali jadi alternatif setelah
daya dukung lingkungan waduk untuk budidaya di keramba jaring apung
menurun
Nendi Mulyadi tak bisa sebangga dulu lagi ketika menceritakan usaha
budidaya ikan masnya di Kolam Air Deras (KAD). Lelaki asal Subang itu
menyebutkan, sistem budidaya tersebut memang pernah mengalami masa
keemasanpada1995. Tetapi makin kesini, konsep budidaya yang mulai
populer di Indonesi sejak 1980 itu kian ditinggalkan. Apalagi sejak
munculnya virus KHV (
Koi Herpes Virus) di 2002 yang membuat banyak pembudidaya gulung tikar.
Di
Jawa Barat (Jabar)—yang paling banyak menerapkan konsep KAD—saat ini
pun mengalami penurunan produksi ikan mas dari sistem budidaya yang juga
dikenal sebagai
running water system itu. Fakta ini
ditandai dengan berkurangnya jumlah pembudidaya ikan mas yang menerapkan
teknologi dari Jepang tersebut di beberapa sentrabudidaya ikan mas
Jabarseperti Majalaya, Bandung, Sumedang,dan sekitarnya.
Data Dinas Perikanan Provinsi Jabar menyebutkan, sampai 2009,jumlah
pembudidayaikan mas di KAD wilayah Jabarmengalami kenaikan hingga 15,26
%. Yaitu pada 2008 sebanyak 2.963 orang menjadi 4.257 orang di 2009.
Tapi di 2010angka tersebut malah turun jadi 1.153 orang.
Tak sedikit para pembudidaya ikan mas di KAD yang beralih ke sistem KJA
(Keramba Jaring Apung) karena dianggap lebih efisien. Padahal menurut
Kepala Dinas Perikanan Jabar,Ahmad Hadadi, ikan mas produksi KAD
memiliki segmentasi pasar dan keunggulan tersendiri. “Dari sisi rasa
lebih enak dan tampilan juga lebih disukai konsumen,”ujarnya.
Sementara dari segi kualitas, Dosen Fakultas Perikanan Institut
Pertanian Bogor, Enang Harris Surawidjajamenyatakanikan mas
hasilbudidaya kolam air deras lebih bagusdibandingkan ikan mas dari
KJAdan tidak berbau lumpur. Terlebih harga jualnya juga lebih tinggi Rp 5
ribu dibanding ikan mas KJA.
Nendi atau lebih akrab dipanggil Asepmenyebutkan, harga per kgikan mas
KAD sekarang ini Rp 18.500 untuk ukuran 1–2ekor/kg. Ikan yang dijualAsep
tersebut berukuran lebih besar karena sasaran pasarnyabukan untuk pasar
becek, melainkan untuk restoran, rumah makanatau pemancingan sehingga
harganya jauh lebih tinggi.
“Selain itujuga karena nilai FCRnya (
Feed Convertion Ratio/
efisiensi pakan) tinggi sehingga memaksa pembudidayaKAD memelihara
ikannya dengan ukuran besar, agar biaya operasional bisaditutup,”
jelasnya.Dengan fakta seperti ini, apakah budidaya ikan mas KAD masih
dianggap tidak menguntungkan? Simak baik-baik pemaparan para ahli
berikut ini.
KAD vsKJA
Pembudidaya ikan mas KAD saat ini banyak yang beralih ke sistem KJA.
Tak salah memang karena menurut Enang, sistem budidaya ikan mas jika
dilakukan di KJA akan lebih efisien. Terlebih ketika daya dukung
lingkungan untuk kolam air deras berkurang.
Ditambahkannya, dulu ketika waduk belum kelebihan kapasitas seperti
sekarang, budidaya di KJA bisa menjadi alternatif pilihan budidaya.
Inikarena ketersediaan oksigen di KJA masih tinggi dan pergantian airnya
masih bagus. Selain itu, arusnya tidak terlalu tinggi, maka efisiensi
pakan atau FCR juga bagus yaitu sekitar 1 : 1,2. “Tak heran jika kolam
air deras kalah bersaing dengan KJA, “tegas Enang.
Menurut
Head of Sales Aquafeed Operation PT Suri Tani
Pemuka,Aminto Nugroho, nilai efisiensi pakan di KJA berkisar 60 – 65%
dibanding KAD yang berkisar 50 – 60%. “Artinyapakan yang dikonsumsi akan
lebih banyak diserap menjadi nutrisi jika ikan dipelihara di KJA,“
jelasnya.
Ahmad Hadadi pun menimpali. Dulu,pemeliharaan di KJA lebih kompetitif.
Pasar ikan mas KJA terbuka lebar, karena ikan mas yang dihasilkan
kebanyakan untuk konsumsi yaitu ukuran 7 – 8ekor/kg. Sementara dari segi
efisiensi ongkos produksi menurut Aminto juga lebih murah di KJA karena
tidak perlu beli tanah dan buatkolam, dibanding KAD yang butuh biaya
konstruksi kolam yang kuat.
“Apalagi ditambah dengan adanya arus balik atau
up welling
sehingga kualitas airnya menjadi jelek dan keruh,” tambah Hadadi. Ini
akan berdampak pada penyebaran KHV yang cepat dan kualitas ikan mas
yang dipelihara di waduk jadi bau lumpur.
Technical RepresentatifPT Matahari Sakti,Aji Sukarna yang
sehari-harinya bekerja mengunjungi pembudidaya ikan mas KADmengimbuhi,
pertumbuhan ikan mas di KJA sekarang juga menjadi lebih lambat. Banyak
pembudidaya ikan mas di KJA menggunakan pakan dengan protein rendah
yaitu berkisar 28 – 30% dengan FCR nya 2. Padahal konsumsi protein yang
sesuai untuk ikan mas adalah 28 – 32 %. “Nilai FCR KJA tersebut jauh
lebih tinggi dibandingkan FCR KAD sekarang yaitu sebesar 1,8, padahal
seharusnya FCR KAD harus lebih tinggi dibanding KJA,”
kataEnangmenambahkan.
KHV Bukan kendala
Menyoal penyakit, Direktur Produksi–KementerianKelautan dan Perikanan
(KKP) Iskandar Ismanadji punya pendapat sendiri. Serangan KHV memang
telah merugikan hampir seluruh pembudidaya ikan mas KAD, namun
penyebaran ini bukan karena sistem budidayanya, tapi memang karena jenis
ikan mas yang mudah terserang virus KHV. “Sehingga banyak pembudidaya
meninggalkan komoditas ikan mas akibat tidak bisa mengantisipasi KHV dan
beralih ke ikan nila,” jelasnya.
Hal serupa diutarakan Enang. Ia mengatakan penyebaran virus KHV di KAD
memang lebih cepattapi masa pemulihannya juga lebih cepat. Ini karena
terjadinya pergantian air secara terus menerus di kolam air deras
sehingga kualitas air yang terserang KHV lebih cepat pulih. “Dan ketika
komoditasnya diganti yang baru maka KHV tidak akan muncul kembali,”
ujarnya.
Asep pun menuturkanjikasaatini kendala penyakit tidak terlalu
dikhawatirkan lagi. Sebab dengan teknologi yang sudah berkembang
sekarang,penyakit bisa diminimalisir. Untuk mengatasi dan mengantisipasi
masalah penyakit,Asep biasanya menggunakan obat-obatan alami seperti
bawang putih. Berkat hal itu, meski sempat bangkrut akibat KHV di 2002,
Asep bisa bangkit kembali dan meneruskan usaha budidaya ikan mas KAD
hingga sekarang.
Kekhawatiran Asep justru pada kondisi alam yang sudah tidak bersahabat.
Ia mengungkapkan, akibat cuaca yang tidak menentu 3 bulan yang lalu
terjadi banjir di wilayah budidayanya.
Tentang hal ini, Hadadi menyatakan,faktor alam memang sangat
memengaruhi budidaya KAD. “Jika curah hujan terlalu tinggi pada
musim-musim tertentu maka otomatis tingkat kekeruhan air sungai yang
menjadi sumber KAD akan menjadi tinggi,” jelasnya.
Apalagi jika sumber air yang digunakan untuk budidaya dijadikan tempat
untuk buangan limbah dari aktivitas industri. “Maka akan menambah keruh
dan tercemarnya air sungai sehingga tidak cocok lagi untuk budidaya
ikan mas,”tutur Hadadi. Daya dukung lingkungan yang kianburuk tersebut
adalah salah satu alasan berkurangnya jumlah pembudidaya ikan mas KAD.
Sementara Aji Sukarna mengatakan,tingkat kekeruhan seringkali
dikeluhkan oleh para pembudidaya. Jika air sudah keruh maka warna air
akan berwarna kecoklatan dan ikan sudah pasti banyak yang mati. “Karena
air yang keruh akan menghambat cara kerja insang dan terjadi sesak pada
ikan,” jelasnya.
Persoalan yang sama juga dikemukakan Enang. Dia berpendapat akibat dari
cemaran tersebut maka ketersedian sungai yang bersih menjadi
penghambat. “Kecuali wilayah kolam air deras didirikan di dekat mata air
yang barangkali mata airnya masih menghasilkan kualitas air yang
bagus,” tambahnya.
Sales ManagerPakan Ikan PT Sinta Prima
Feedmill, Hartadi ikut khawatir dengan kondisi fungsi lahan dan air yang
makin terbatas sekarang ini. Menurutnya debit air sungai di wilayah
tertentu rata-rata menurun karena ada pemanfaatan yang dipakai banyak
orang seperti untuk irigasi pertanian dan kebutuhan rumah tangga.
“Intensitas debit air pun jadi kianberkurang padahal debit air termasuk
unsur penting dalam budidaya KAD,” tegasnya.
Iskandar menyebutkan debit air yang sesuai di kolam air deras minimal
adalah 100 liter per menit. Dan untuk itu, maka pemilihan lokasi perlu
diperhatikan jika berbudidaya di kolam air deras.
Menurut Enang, lokasi kolam sebaiknya diwilayah yang bersih mulai dari
hulu hingga hilirnya. Sebaiknya lokasi yang terjal dan aliran sungainya
terdapat riak yang besar,bukan dataran rendah yang tenang yang dipilih.
“Karena riak yang besar tersebut sudah pasti menghasilkan debit air yang
tinggi juga,” jelasnya.
01 May 2011
http://www.trobos.com/show_article.php?rid=12&aid=2906
Artikel yang berhubungan :
- Jenis Kolam Budidaya Ikan Air Tawar
-
Ciri Ikan Kolam Air Deras